Minggu, 08 Februari 2009

JIWA YESUS ADALAH KERENDAHAN HATI

Matius 11:29

Suatu ketika saya tertawa terbahak manakala membaca tiga iklan politik calon presiden yang ditampilkan secara bersamaan di kompas. Iklan yang pertama memperlihatkan prestasi-prestasi pemerintahan yang sedang dinaunginya terutama dalam memberantas kemiskinan dan juga prestasi menurunkan BBM hingga hingga 3 kali. Dengan prestasi tersebut diharapkan rakyat mempertahankan kelangsugan pemerintahan yang sekarang ini. Iklan kedua berisi kritik terhadap pemerintahan sekarang, menyangkal keberhasilan dan memperlihatkan borok dan kelemahan yang dipunyai pemerintahan sekarang sehingga rakyat tidak memilihnya kembali. Sedangkan iklan yang ketiga memperlihatkan capres pendatang baru yang menghimbau untuk mengajak rakyat untuk tidak terpaku pada capres-capres yang “itu-itu saja” tetapi berani memilih dirinya sebagai “capres yang baru” tentu dengan “iming-iming” masa depan baru.

Ketiga iklan itu adalah contoh kontra kerendahan hati. Intinya adalah ingin memeperlihatkan prestasi dan melihat keborokan orang lain agar dirinya sendiri ditinggikan orang lain dalam pemilihan presiden tersebut.

Sikap yang tidak rendah hati menjadi penyebab berkembangnya korupsi, perang, kekerasan, perceraian dalam rumah tangga dan lain sebagainya. Oleh karena itu perlu meneladani hidup dan pengajaran Yesus yang sejati dalam hal kerendahan hati. Ia lahir hidup dan mati dalam semangat total kerendahatian. Sebuah rencana Allah jikalau Ia dilahirkan di kandang omba yang hina meskipun ia adalah mesias raja segala raja. Dalam kehidupannyapun alkitab mencatat "Srigala mempunyai liang namun anak manusia tidak mempunyai tempat meletakkan kepalanya. Ini merupakan sebuah lmbang ketebatasan yang ekstrim yang dibadingkan dengan binatang bahkan lebih mujur nasib binatangnya. Padahal sebenarnya untuk meraih materi dan kecukupan hidup yesus mempunyai kemampuan. Bukankah pengikutnya banyak sehingga ia bisa saja memanfaatkannya untuk memperkaya diri ? tapi ternyata itu bukan rencananya. Selanjutnya kematiannya pun digambarkan sebagai kematian yang sangat mengerikan. Binatang saja disembelih dengan diantar doa tapi Yesus diantar cercaan dan hinaan.

Inti dari kerendahatian adalah hiup Yesus yang mempunyai kerelaan untuk terhina dan tidak populer. Apabilakita semua dan para pemimpin mempunyai sifat ini maka niscaya konflik hidup yang keras antar sesama manusia dapat di minimalkan. GBU

Oleh: Iwan Firman Widiyanto, M.Th

Tidak ada komentar:

Posting Komentar